Minggu, 04 Maret 2012

Pengendalian Penyakit Cupang


Pengendalian Penyakit Cupang

Walaupun tahan terhadap kondisi air media yang miskin oksigen dan dapat hidup dalam media sempit, ikan cupang rentan terhadap serangan penyakit. Hal tersebut terjadi, baik pada ikan cupang hias maupun ikan cupang adu. 
Bisa jadi, cupang hias yang sedang berenang dengan anggun dan tenang sambil mengembangkan seluruh siripnya, tiba-tiba terlihat seperti bergetar. Selanjutnya, ikan cupang tersebut terlihat terhuyung dan membenturkan tubuhnya ke dinding akuarium. Hal tersebut bisa menjadi pertanda bahwa ikan cupang terserang penyakit. Begitu pula pada ikan cupang adu yang terkesan garang sekali pun.
Agar risiko serangan penyakit tersebut dapat dihindari, sebaiknya penangkar perlu memperhatikan kesehatan ikan cupang. Adapun perawatan kesehatan yang dimaksud mencakup upaya pencegahan datangnya serangan penyakit dan melakukan pengobatan terhadap penyakit yang menyerang.

 
A. Pencegahan Penyakit

Meskipun obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit ikan sudah banyak beredar di pasaran, tetapi langkah pencegahan srangan penyakit merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Jika penyakit sudah menyerang, penanganan penyakit menjadi lebih rumit dan membutuhkan biaya tambahan.

Untuk mengetahui langkah pencegahan yang perlu dilakukan, sebelumnya peternak perlu mengetahui faktor apa saja yang dapat menjadi potensi munculnya serangan penyakit. Berikut beberapa faktor penyebab munculnya serangan penyakit.

1)            Pakan yang kurang higienis. Hal ini bisa terjadi saat pemberian pakan alami yang berasal dari tempat yang kotor.

2)            Kualitas air yang buruk. Hal ini terjadi karena—misalnya—keasaman (pH) air kurang dari 6,2 atau lebih dari 7,2; kesadahan di bawah 5o HD; dan suhu di bawah 25o C.

3)            Tubuh ikan terluka. Hal ini dapat disebabkan karena perlakuan kasar saat menangkap ikan.

 
Setelah mengetahui faktor yang dapat menjadi pencetus munculnya serangan penyakit tersebut, penangkar dapat melakukan beberapa langkah pencegahan. Adapun langkah pencegahan serangan penyakit tersebut dilakukan sebagai berikut.

1)            Bersihkan pakan alami sebelum diberikan pada ikan. Lebih baik lagi jika dilakukan sterilisasi dengan memberikan antibiotika, seperti telah dijelaskan pada bab pakan sebelumnya.

2)            Ganti air media minimal tiga hari sekali.

3)            Tempatkan wadah pemeliharaan di tempat yang teduh dan tidak terkena curah hujan secara langsung agar suhunya tidak turun secara drastis. 

4)            Pertahankan suhu dengan cara menjemur wadah pemeliharaan dua hari sekali pada pukul 08.00—10.00. Jika musim hujan, tambahkan air hangat ke dalam media hingga suhu air normal, yaitu 25o—28o C.

 

B.Pengobatan Penyakit

Langkah pengobatan penyakit dilakukan setelah ikan terserang penyakit. Agar efektif, pengobatan perlu dilakukan sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang. Ada dua tipe penyakit yang biasa menyerang ikan cupang, yaitu penyakit bakterial dan nonbakterial. 

1.            Penyakit bakterial

Penyakit bakterial merupakan penyakit yang disebabkan oleh serangan bakteri. Dalam pembahasan ini, penyakit bakterial yang dimaksud meliputi penyakit yang disebabkan oleh jamur (jamur putih), bakteri (busung), serta parasit (velvet dan berak putih).
a.      Penyakit jamur putih

Penyakit jamur putih (white spot) disebabkan oleh jamur atau cendawan berbentuk seperti kapas, yaitu Ichtyophtirius multifilliis atau disebut juga dengan jamur itch. Serangan jamur ini dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut.

1)            Pakan alami seperti kutu air, larva nyamuk, atau cacing sutera yang diambil dari tempat kotor langsung diberikan ikan tanpa dibersihkan terlebih dulu. 

2)            Air media tidak pernah diganti sehingga pH-nya menjadi rendah.

3)            Kondisi ikan sedang kurang baik, misalnya karena mengalami perjalanan yan jauh.

 
Pada stadium III, serangan jamur dapat diketahui dari adanya gumpalan putih seperti kapas yang melekat di tubuh ikan. Secara perlahan, jamur akan menggerogoti tubuh dan sirip hingga pada akhirnya ikan mengalami kematian. Oleh sebab itu, keberadaan jamur ini perlu dipantau oleh penangkar. Adapun gejala serangan penyakit jamur putih dapat diketahui dari beberapa tingkah laku ikan berikut ini.
1)            Tubuh dan sirip ikan sesekali digetarkan.

2)            Tubuh sering dibenturkan pada benda keras di sekelilingnya.

3)            Terdapat bintik-bintik berwarna putih seperti butiran garam pada tubuh dan sirip ikan.

4)            Nafsu makan berkurang dan ikan terlihat tidak bergairah.

 

Pengobatan penyakit dilakukan dalam wadah dengan permukaan lebar. Isi wadah dengan air hingga setengah bagian. Selanjutnya, larutkan satu tetes obat antijamur yang mengandung bahan aktif tetra methyl para amino triphenyl dalam empat liter air.

Setelah larutan siap, masukkan ikan cupang yang sakit ke dalamnya dan aduk perlahan. Selanjutnya, diamkan ikan selama 15 menit. Setelah itu, ikan cupang dapat dipindahkan kembali ke dalam wadah pemeliharaan.

Sebelum memasukkan kembali ikan cupang ke dalam wadah pemeliharaan, ganti air media dengan yang baru. Air media yang baru tersebut perlu dibubuhi obat antijamur dengan konsentrasi satu tetes per enam liter air. Agar kondisi air tetap baik, beri ikan pakan setelah perendaman selesai dilakukan. 

Perlakuan pengobatan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Biasanya, penyakit yang masih berada dalam stadium awal akan hilang setelah hari ke-3. Perlakuan saat pengobatan perlu dilakukan dengan hati-hati agar sirip ikan tidak rusak.


b.            Penyakit busung

Penyakit busung atau disebut juga dengan penyakit gas buble disebabkan oleh serangan bakteri Salmonella sp. Bakteri ini menyerang bagian dalam tubuh sehingga ikan tidak dapat membuang kotorannya. Penyakit busung disebabkan oleh pakan alami yang tidak higienis. Pakan alami, terutama cacing sutera dan larva nyamuk, dianggap sebagai penyebab utama. Serangan bakteri ini dapat menyebabkan kematian pada ikan.

Gejala penyakit pada stadium awal umumnya agak sulit dideteksi. Biasanya, ikan terlihat kekenyangan dengan kondisi perut yang membesar. Namun, ikan akan terlihat sangat lahap jika diberi pakan. Selain itu, dasar wadah pemeliharaan terlihat bersih dari kotoran ikan.

Pada kondisi akut, gejala yang terlihat pada ikan yang sakit dapat diketahui dengan mudah. Adapun gejala yang terlihat adalah sebagai berikut.

1)            Ikan selalu berada di permukaan air.

2)            Terjadi pembengkakan yang sangat besar pada perut ikan.

3)            Sisik tubuh, terutama bagian perut, terlihat mengambang seperti kulit buah salak.

4)            Ikan tidak banyak bergerak dan nafsu makannya hilang.


 

Pengobatan penyakit busung relatif sulit dilakukan, terutama pada stadium akut. Hal tersebut disebabkan penyakit menyerang bagian dalam tubuh ikan. Ikan yang terserang hingga stadium akut biasanya tidak dapat bertahan hidup. Namun, pengobatan terhadap ikan yang terserang penyakit ini masih dapat dilakukan pada stadium awal.

Pengobatan penyakit busung dilakukan dengan cara memberikan Medicatea Food yang mengandung antibiotika. Obat ini dapat diberikan dengan frekuensi pemberian empat kali sehari selama seminggu. Perlu diingat, pakan biasa belum dapat diberikan selama ikan belum dapat mengeluarkan kotoran. Pakan biasa baru dapat diberikan setelah ikan dapat mengeluarkan kotoran dan pemberian antibiotika dapat dihentikan.

Selain menggunakan Medicatia Food, pengobatan penyakit dapat dilakukan dengan merendam ikan selama 1—2 jam dalam larutan antibiotika Flagil 500. Selama perendaman, ikan dapat diberi pakan alami berupa kutu air sedikit demi sedikit. Dengan termakannya pakan alami tersebut, larutan antibiotika yang melekat pada kutu air diharapkan dapat masuk ke dalam pencernaan ikan.


c.Penyakit velvet

Penyakit velvet disebut juga dengan penyakit selaput embun. Penyakit ini disebabkan oleh serangan parasit Saprolegnia sp. Parasit ini menyerang sistem perlindungan tubuh sehingga tubuh ikan seperti ditumbuhi jamur berwarna putih. Pada serangan yang parah, tubuh hingga sirip ikan diselimuti selaput putih seperti lendir. 

Pemicu munculnya penyakit ini antara lain disebabkan oleh beberapa hal berikut.


1)            Penurunan suhu air media secara drastis akibat perubahan cuaca dari musim panas ke musim hujan. Perubahan ini dapat mempercepat masa inkubasi parasit.

2)            Kualitas air, terutama keasaman (pH), yang rendah akibat air media tidak diganti.

3)            Wadah pemeliharaan sering terkena hujan secara langsung.

4)            Air media terlalu kotor akibat endapan kotoran dan sisa pakan.

Gejala serangan velvet pada stadium awal dapat diketahui dari gejala-gejala yang terlihat seperti berikut.
1)           Ikan terlihat seperti mabuk dan berenang dengan cepat tanpa arah.

2)            Ikan terlihat menggetar-getarkan tubuhnya.

3)            Ikan terlihat diam di dasar akuarium atau permukaan air media, tetapi secara mendadak terlihat “berlari” mengelilingi akuarium.

4)            Ikan terlihat mengambil napas dengan tergesa-gesa.

 
Pada stadium II, gejala serangan yang terlihat antara lain sebagai berikut.

1)            Terdapat selaput seperti lender yang terkelupas pada bagian tubuh dan muka ikan.

2)            Sirip terlihat rusak seperti digigit.

3)            Ikan terlihat lesu, kehilangan nafsu makan, dan siripnya terlihat “menguncup”. 

 
Pada stadium akut, tubuh ikan akan terlihat memar dan berborok. Pada akhirnya, ikan akan mati.

Pengobatan penyakit velvet dilakukan dengan cara menyiapkan dua wadah berisi air. Selanjutnya, air pada wadah pertama dibubuhi obat antijamur berbahan aktif formalin, misalnya Blitz Icht, Fishmate, atau Root Stop. Adapun konsentrasi obat yang diberikan yaitu 0,3—0,5 ml/l air media. Sementara air media pada wadah kedua dibubuhi obat antibiotika seperti furazolidonetetracycline, atau octazine dengan konsentrasi satu tablet (250 g) per 20 liter air.

Setelah kedua wadah tersebut siap, masukkan ikan yang sakit ke dalam wadah pertama. Diamkan ikan dalam wadah pertama selama 30 menit. Selanjutnya, pindahkan ikan tersebut ke dalam wadah kedua dan diamkan selama 2—3 jam. Setelah itu, pindahkan kembali ikan ke dalam wadah pemeliharaan yang air medianya sudah diganti dengan yang baru.

Lakukan pengobatan selama 5—7 hari hingga ikan sembuh. Selama pengobatan, ikan tetap diberi pakan. Ikan yang mulai terlihat lahap memakan pakannya menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.


d.            Penyakit berak putih
Penyakit berak putih disebabkan oleh serangan parasit golongan cacing nematoda, yaitu Ascaris sp. Cacing ini berukuran sangat kecil. Serangan Ascaris sp. tidak terlalu membahayakan ikan. Namun, jika tidak segera diobati, pertumbuhan ikan dapat terhambat dan warna tubuhnya menjadi kusam. Pada akhirnya, penangkar akan kesulitan mendapatkan ikan cupang dengan ukuran dan warna yang layak kontes.

Gejala serangan penyakit berak putih terlihat dari menurunnya nafsu makan ikan. Hal ini disebabkan cacing nematoda menyerang bagian dalam pencernaan ikan. Kotoran yang dihasilkan biasanya memanjang, berwarna putih, dan selalu hancur. Oleh sebab menurunnya nafsu makan, tubuh ikan menjadi kurus.

Pengobatan penyakit berak putih dilakukan dengan cara memberikan antibiotika, obat cacing, atau pakan khusus (Medicated Food). Pengobatan dengan antibiotika dilakukan dengan melarutkan 1/5 tablet Metrodinasol ke dalam 2,5 liter air. Kemudian masukkan pakan alami berupa kutu air sedikit demi sedikit. Pengobatan dengan pemberian obat cacing dilakukan dengan melarutkan satu tetes Verminox atau Worm X ke dalam lima liter air. Kemudian ikan cupang diberi pakan seperti biasa. Biasanya, penyakit dapat disembuhkan setelah pengobatan selama satu minggu.


 
2.      Penyakit nonbakterial

Penyakit nonbakterial umumnya disebabkan kesalahan perawatan. Setidaknya, terdapat dua jenis penyakit nonbakterial yang biasa menyerang ikan cupang, yaitu gigit ekor dan bacul.
a.             Gigit ekor
Gigit ekor ditunjukkan dengan perilaku ikan cupang yang menggigit ekornya sendiri. Perilaku tersebut disebabkan antara lain karena lapar, terlalu lama disebengi(berhadap-hadapan dengan cupang lain), atau gatal karena air medianya kotor. 

Penyakit ini memang tidak membahayakan kehidupan ikan cupang. Namun, harga cupang yang siripnya telah rusak, terutama cupang hias, menjadi sangat rendah. Hal tersebut disebabkan ikan tersebut sudah tidak dapat diikutkan dalam kontes.

Agar ikan cupang tidak menggigit ekornya sendiri, beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.

1)      Lakukan penggantian air, minimal tiga hari sekali.

2)            Berikan pakan dengan takaran yang cukup sehingga ikan benar-benar kenyang.

3)            Jangan menyebengi ikan cupang terlalu lama.

b.            Bacul

Istilah bacul digunakan untuk menyebutkan kondisi ikan cupang yang secara tiba-tiba menjadi pucat atau warna tubuhnya hilang. Kondisi ini bisa saja muncul meskipun tidak terdapat infeksi pada tubuh ikan. Terjadinya kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi air yang terlalu kotor, terlalu lama disebengi dengan ikan cupang yang berukuran lebih besar, sedang birahi, atau mengalami perlakuan kasar. Pada cupang maskot, baculdapat terjadi karena disebengi dengan cupang berwarna atau normal.

Sebagaimana “gigit ekor”, bacul tidak membahayakan kehidupan cupang. Namun, jika tidak dikendalikan, bacul dapat menurunkan kondisi ikan cupang karena nafsu makan menjadi berkurang. Akibatnya, ikan menjadi takut saat berhadapan dengan ikan cupang lainnya sehingga tidak mungkin diikutkan dalam kontes dan harga jualnya pun menjadi rendah.

Agar ikan cupang yang akan dikonteskan tidak mengalami bacul, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut.

1)            Jangan “mengejar” ikan dengan tangan atau serok ketika akan memindahkannya ke wadah lain.

2)            Lakukan penggantian air yang sudah terlihat kotor dengan segera.

3)            Jangan menyebengi ikan cupang dengan cupang lain yang ukuran tubuhnya lebih besar.

4)            Sesekali, dekatkan cupang jantan dengan cupang betina agar dapat melampiaskan birahinya.

MERAWAT IKAN CUPANG

Ikan Cupang atau betta splendens adalah ikan yang indah dengan bentuk kecil dan hidup dalam habitatnya di perairan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina dan Indonesia.
Selain warna warninya yang menarik, tak ketinggalan juga ekornya yang sangat eksotis menujukkan kegarangannya. Namun tahukah Anda bagaimana cara merawat ikan cupang kesayangan yang Anda miliki? Berikut caranya :
1. Sering-seringlah menguras air yang ada di akuarium minimal 2-3 hari sekali. Itu karena ikan ini sangat menyukai air yang bersih untuk perkembangannnya, selain itu pula dengan ikan yang bersih akan selalu memancarkan keindahan yang dimiliki ikan tersebut.

2. Endapkan air terlebih dahulu, apalagi air PAM yang akan diisikan ke dalam akuarium tersebut sekitar 2 hari lamanya, cara lain yang bisa dilakukan adalah membeli : Bliz Id yang bisa anda beli di toko-toko ikan hias dan berikan sewaktu anda mengisi akuarium tersebut.

3. Kalau sirip atas melengkung, itu disebabkan karena ikan terlalu sering bermain di permukaan air ,agar ikan kita tidak sering bermain di permukaan air , biasakanlah menyekat antara satu akuarium dengan akuarium yang lain tetapi sekatan itu hanya ditaruh setengah saja (dari bagian atas ke bagian tengan) jadi yang terlihat hanya bagian tengah hingga ke bawah.
PAKAN
Cupang hias diberi pakan alami seperti kutu air. Permberian pakan 2x dalam sehari pada waktu pukul 07.00 dan 17.00, berikan pakan yang secukupnya. Terlalu banyak pakan tidak bagus khususnya terhadap kebersihan air di akuarium (dikhawatirkan akan mengendap dan membusuk di dasar air)

Pemekaian takaran, seperti sendok teh bisa mengontrol jumlah pemberian pakan. Botol aor mineral yang diberi selang juga bisa dimanfaatkan untuk pemberian makanan cupang. Alat itu selain murah juga mudah dioperasikan. Kutu air dimasukan ke botol lalu disemprotkan satu per satu ke dalam akuarium. Kutu air yang telah dibekukan di dalam freezer pemberiannya cukup dengan dicuil-cuil.

Jentik nyamuk dapat diberikan sebagai selingan setiap 2 hari sekali , bisa juga diberikan untuk makanan pokok. Toh ,ikan cupang yang berumur 1.5 bulan sudah bisa makan makanan yang berukuran besar. Cuk sebaiknya diambil yang teidak bengkok atau tua.
Ada cara untuk menyeleksi cuk. Jentik nyamuk yang diambil dari selokan atau empeng biasanya masih kotor dan bercampur dengan larva hewan lain. Masukkan cuk ke air es, secara otomatis mereka akan teler, cuk akan mengendap ke dasar sedangkan Non- cuk akan mengambang.Cuk diambil dengan saringan halus,lalu dimasukan ke dalam air yang telah ditetesi PK, dosis 1/2 tetes untuk ember ukuran 15 liter, ini untuk "membangunkan" cuk, setelah itu cuk dicuci dengan air bersihdan siap disajikan

Jika cuk susah diperoleh, cacing cutra ,cacing rambut, atau cacing darah juga bisa diberikan , namun penggunannya terkadang membuat cupang menjadi kembung. Sebaiknya cacing dibersihkan berulang-ulang dengan air bersih sebelum siap disajikan

GANTI AIR
Pengolahan air sangat penting agar cupang tetap sehat. Ganti air 50% sebaiknya dilakukan setiap hari,semakin sering air diganti pertumbuhan ikan cupang akan semakin cepat. Batas maksimal pergantian air 3 hari. Caranya cukup menyedot dengan selang plastik.

Seminggu sekali air diganti total. Botol atau akuarium dicuci bersih kemudian dijemur agar kuman-kumannya mati. Cara lain untuk membunh cendawanatau bakteri dengan merendam wadah itu dengan larutan PK dosis tinggi selama 1-2 jam. setelah itu wadah dicuci dengan bersih dan dijemur.
Terlambat mengganti air menyebabkan penyakit. Sisa pakan dan kotoran cupang yang mengendap di dasar air dapat menyebabkan penyakit misalnya: white spot , velvet, busung dan berak putih.
PENGOBATAN: Dibawah ini adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur. Dan, sebaiknya langsung dilakukan penanganan.
1. Serangan white spot ditandai dengan bercak-bercak putih disekujur tubuh ikan. Penyebab penyakit yakni bakteri Ichtyophthirius multifillis.
  • Masukan ikan ke dalam air yang sudah ditetesi dengan obat anti bakteri, seperti Blitch itch, dosis 4 tetes setiap 4 liter air.
  • Memasukan 1 sendok teh garam dapur ke dalam akuarium, atau ikan dimasukan ke dalam baskom yang telah dibubuhi garam dapur, Dosis 2-3 sendok makan setiap liter. Karena reaksi cepat , perendaman ikan yang sakit tidak perlu lama. Begitu dicelup langsung diambil
2. Ciri serangan Velvet sirip ikan hias menguncup. Penyebabnya adalah parasit Saproglenia sp.
  • Beri obat anti bakteri seperti Blitch itch, dosis 2 tetes per 4 liter air. Kemudian bubuhi 4 sendok makan garam.
  • Masukkan ikan ke dalam larutan itu selama 10 menit, Selanjutnya ikan dipindah ke 4 wadah lain dengan konsentrasi obat makin berkurang.
  • Cara lain dengan pemberian obat anti bakteri, seperti Fismate atau Root stop. Konsentrasi 0.3-0.5 ml/menit. Ikan dibiarkan selama 30 menit, setelah itu masukan ikan kedalam air yang telah dibubuhi antibiotika,seperti Furazolidon, Tetracycline, dan Octazin selama 2-3 jam. Dosis yang dianjurkan setiap tablet 250 g dilarutkan kedalam 20 liter air.
3. Penyakit busung sulit dideteksi ciri-cirinya karena yang diserang organ dalam, biasanya hanya ditandai dengan perut ikan tampak membuncit. Penyebabnya bekteri Salmonella sp.

  • Rendam ikan selama 1-2 jam ke dalam larutan Flagil 500.
4. Berak putih disebabkan cacing Ascaris sp. Meski tidak menyebabkan kematian, namun pertumbuhan ikan dan warna ikan terhambat.
  • Pengobatan dengan obat cacing, Seperti Verominox atau Worm x , dosis 1 tetes per 5 liter air.
  • Lakukan selama 1 minggu ikan akan pulih kembali.
5. Penyakit lain banyak disebabkan salah perawatan, seperti bacul dan gigit ekor. Bacul ditandai dengan warna menjadi pucat. kondisi ini selain disebabkan karena air kotor juga karena karena terlalu lama ditantang oleh ikan cupang hias lain yang ukurannya lebih besar. Sedangkan gigit ekor ditandai ikan sering menggigit ekor sendiri, ini disebabkan ikan kurang pakan , sering ditantang , gatal karena air tidak dikuras (terlalu kotor).

Kendati banyak ditemukan obat-obatan di toko ikan, namun langkah pencegahan jauh lebih baik ketimbang pengobatan. Perawatan secara hati-hati dan teratur, seperti pakan dan  penggantian air secara teratur dapat mencegah penyakit. Salah perawatan dapat membuat Ikan "kalah" sebelum bertanding.
MELATIH MENTAL
Cupang unggulan diletakkan di tempat terpisah sesuai kategori. Maskot usahakan tidak dicampurdengan warna dasar atau warna kombinasi. Ukuran ikan diupayakan seragam. Hal itu membiasakan cupang bertemu sesama jenis. Tek jarang mental ikan cupang turun begitu melihat ikan cupang lain yang ukurannya lebih besar dan berbeda warna

Cupang hias siap kontes perlu dirawat di rak sendiri. Pakan menjelang kontes bervariasi , lain hobiis lain caranya. Yang umum dipakai seperti perawatan biasa., namun ada yang memberi 1-2 kroto per ekor cupang, Jumlah cuk pun dibatasi, 5-7 ekor setiap sekali pemberian pakan.
Blood worm tidak diberikan untuk mencegah cupang kegemukan sehingga tampak kurang sehat dan tidak lincah. Saking sayangnya, ada hobiis yang merawat ikan cupangnya di air mineral.

Satu jam setelah pemberian pakan , sekat diambil satu per satu untuk melatih mental, jika dianggap ruangan kurang sinar matahari, cupang bisa dijemur selama 1,5 jam.
Matahari pagi dan sore hari lebih baik karena tidak terlalu panas. Sinar matahari yang terlalu panas dapat membuat ikan cupang loyo. Akuarium yang tidak dibatasi , sekatnya diubah-ubah posisinya
Misalnya: Akuarium a pindah ke akuarium b , lalu ke akuarium c. Untuk sekedar Coba-coba, tidak ada salahnya maskot didekatkan dengan warna dasar, atau yang lainnya. Cupang hias pun dilatih berdekatan dengan yang berukuran lebih besar.

Sabtu, 18 Februari 2012

CARA MENGAWINKAN IKAN CUPANG


Ikan cupang atau betta splendens merupakan ikan air tawar yang habitat utamanya ada di beberapa negara di asia tenggara seperti indonesia, thailand, malaysia dan vietnam. Ikan cupang yang bertubuh mungil ini pada awalnya dikenal sebagai ikan aduan. Seiring berjalannya waktu, beberapa hobiis atau peternak ikan cupang berhasil menciptakan beberapa jenis dari ikan cupang. Beberapa diantaranya adalah :
  • Halfmoon
  • Serit / Crowntail
  • Plakat
  • Plakat Halfmoon
  • Giant Betta
  • DLL
Di tulisan ini saya akan membahas tentang cara memijah atau mengawinkan ikan cupang. Untuk memijahkan ikan cupang ini tidak terlalu sulit, kita hanya butuh ketelitian dan kesabaran. Selain itu kondisi alam disekitar tempat pemijahan seperti kualitas air, cuaca, dan suhu juga harus diperhatikan. Hal tersebut agar nantinya proses pemijahan dan perkembangan ikan cupang dari burayak hingga menjadi cupang dewasa tidak mengalami gangguan. Untuk membudidayakan ikan cupang, kita harus memperhatikan indukan yang akan di pijah atau dikawinkan. Tujuannya agar anakan yang dihasilkan nantinya benar-benar sempurna. Untuk indukan sendiri, tiap jenis ikan cupang harus dikawinkan dengan jenis yang sama, seperti Halfmoon dengan Halfmoon, Serit dengan serit, Plakat dengan plakat, sangat disarankan sewarna, dan begitu seterusnya. Kalau anda mau bereksperimen untuk mengawinkan ikan cupang juga boleh, tapi hasilnya mungkin bervariasi. Untuk menghasilkan anakan yang bagus, hal-hal yang harus diperhatikan dari kedua indukan antara lain :
  • Sudah cukup umur, tentunya victory
  • Dipilih yang paling bagus, untuk jantan seperti halfmoon bukaan siripnya harus benar-benar sempurna, tidak robek atau cacat, dll.
    jantan halfmoon
    Halfmoon Jantan
  • Warna cerah.
  • Sehat, untuk mengetahui ikan cupang yang sehat dapat dilihat dari keaktifan ikan dalam bergerak, agresif ketika melihat ikan cupang yang lain, dan segagainya. Ikan yang sering mengapung atau tidak bereaksi terhadap ikan lain merupakan ikan yang kurang sehat dan tidak bagus bila dipijahkan.
    ikan cupang yang sakit
    ikan cupang yang sakit
  • Kalau anda ragu dengan kualitas indukan, saya sarankan untuk bertanya kepada penjualnya. Karena kalau orang awam pasti susah untuk menentukan kualitas ikan cupang.
Ikan cupang betina, ciri-cirinya antara lain siripnya lebih pendek dari ikan jantan, badannya lebih kecil. Untuk cupang betina yang siap kawin dapat dilihat dari perutnya yang buncit, dan di bawah perutnya ada gumpalan kecil berwarna putih.
ikan cupang betina
ikan cupang betina siap kawin
Setelah menentukan indukan, kita persiapkan air, dan alat-alat untuk memijah. Untuk air, saya sarankan menggunakan air sungai atau air sumur, jangan pernah menggunakan sumber air yang sudah terkontaminasi bahan-bahan kimia seperti air mineral dan turunannya, air pam, dll. Untuk wadah bisa menggunakan baskom kecil, atau aquarium mini dengan tinggi 15 cm dan lebar 20 cm. Setelah semuanya lengkap saat nya proses pemijahan dimulai.
  • Pertama-tama baskom atau aquarium mini diisi air dengan ketinggian minimal 10 Cm, dan masukan juga beberapa tanaman air yang nantinya sebagai tempat bermain burayak. Untuk tanaman air dimasukan sedikit saja, jangan sampai memenuhi tempat pemijahan karena nanti akan mengganggu.
  • Masukan cupang jantan ke wadah pemijahan, yang betina jangan langsung dicampur dengan jantan, tetapi masukan dulu kedalam wadah lain seperti gelas bekas air mineral, plastik kecil, atau wadah lainnya.
  • Dekatkan kedua indukan tadi selama kurang lebih 1 hari, gunanya adalah agar si jantan membuat gelembung air sebagai wadah telur. Sedikit tips dari saya, ikan cupang biasa kawin pada pagi hari antara pukul 9.00 – 11.00, dan sore hari antara 15.00 – 17.00.
  • Setelah 1 hari dan gelembung sudah banyak dibuat si jantan, keluarkan betina dari wadah sementara dan masukan ke dalam wadah pemijahan.
  • Ikan cupang termasuk makhluk pemalu ketika kawin, mereka tidak suka hubungan mereka di eksposgrimace jadi selama proses pemijahan, letakan wadah pemijahan ditempat yang jauh dari pengelihatan, aktifitas atau lalu lalang, karena kalau dilihat mereka tidak akan kawin-kawin unhappy atau wadah bisa ditutup dengan koran. Proses kawin ikan cupang cukup unik, ikan cupang jantan akan membentuk huruf U dan ikan cupang betina seperti ikan yang akan mati.
    cupang kawin
    proses kawin ikan cupang
    Selama proses itu cupang betina akan mengeluarkan telur yang akan dipunguti si jantan dengan mulutnya dan meletakan telur-telur tersebut ke gelembung-gelembung yang sudah dia buat.
    telur cupang
    telur ikan cupang
  • Setelah telur habis dari perut betina, segera pisahkan ikan cupang betina dari wadah pemijahan. Karena pada proses pengeraman dan penjagaan dilakukan sepenuhnya oleh ikan cupang jantan. Kalau tidak dipisahkan, ikan cupang betina akan memakan semua telur yang sudah dikumpulkan ikan cupang jantan. Proses pengeraman dan menetas ikan cupang kurang lebih 1 hari.
  • Selama kurang lebih 3 hari, anakan atau burayak cupang akan mendapat asupan makanan dari sisa telur yang melekat di badannya, sedangkan si jantan akan puasa dan terus menjaga anak-anaknya. Setelah lebih dari 3 hari anakan dan induk jantan harus diberi makan dengan kutu air. Kutu air yang diberi harus sesuai porsi, jangan sampai melebihi jumlah burayak karena burayak akan mati jika kutu air tadi mati sehingga mengganggu kualitas air.
    ikan cupang yang sakit
    ikan cupang dan anaknya
Dengan demikian selesailah proses pemijahan ikan cupang, (formil amat, kwkwkw,.. big_smile ) Indukan jantan boleh dipisahkan setelah 1 atau 2 minggu, tergantung tingkat strees si induk. Karena kalau induk jantan stress maka dia akan memakan semua burayak yang ada, dan saya pernah ngalaminnya cry Klo ada pertanyaan seputar pemijahan cupang bisa tanya melalui form komentar di bawah, dan saya akan berusaha menjawab semampu saya,.. big_smile